ETNIKOM.NET, BANTEN — Masalah kemanusiaan tak ada habisnya di negeri ini. Selain indonessia merupakan daerah potensi bencana tinggi namun masalah sosial dan lingkungannya juga tidak ringan.
Untuk mampu menjangkau daerah-daerah yang rawan masalah kemanusiaan dan lingkungan, Indonesia CARE merasa perlu memperbanyak jaringan relawannya di berbagai daerah.
Untuk itu, Indonesia CARE kemarin (11/5) menggelar upgrading untuk calon relawan yang digelar di Anyer, Banten. “Kegiatan ini untuk mengumpulkan sahabat-sahabat yang ingin dan tertarik berkiprah di kemanusiaaan,” ujar Ketua panitia, Sriyani.
Ia mengungkapkan kegiatan tersebut berhasil menggandeng 20 relawan baru yang sebagian besar dari provinsi Banten dan bahkan hadir juga dari Lampung.
“Upgrading ini Merupakan program rutin lembaga untuk menarik relawan bergaung bersama indonessia CARE,” ujar direktur Jaringan Relawan Indonessia CARE, Mohammad Syahri.
Pria yang akrab disapa Choy tersebut mengungkapkan keanggotaan relawan Indonesia CARE cukup beragam. “Latarbelakang relawan Indonesia CARE ada yg pengusaha, lawyer, guru, konsultan, penegak hukum, jurnalis, karyawan, dokter, perawat, psikolog, driver, teknisi hingga mahasiswa,” imbuh Choy.
Mereka, lanjut Choy, tergerak hatinya untuk peduli pada sesama tanpa berharap salary. “Jiwa kemanusiaaan mereka yang mendorong mereka untuk bergabung di lembaga kemanusiaan ini. Semoga mereka tetap Istiqomah,” tandasnya.
Saat ini tambah Choy, relawan Indonesia CARE sudah tersebar di Sumatera Barat, Lampung, Kalimantan Selatan, Yogya hingga Papua. “Kami terus memperluas jaringan relawan agar lebih maksimal dalam aksi kemanusiaan,” imbuhnya.
Dalam upgrading ini, para calon relawan dib kali pengetahuan tentang lembaga indonessia CARE, tentang kiprah kerelawanan dalam kemanusiaan, metode fund raising untuk kemanusiaan, psikologi kerelawanan, serta First Aid.
Hadir sebagai narasumber direktur Ekskutif Indonessia CARE, Lukman Azis, direktur Jaringan Relawan Mohammad Syahri, Kepala Medis Respon, dr Risyad Hasyim, kepala divisi Fund Raising, Firdaus Nugroho dan direktur komunikasi Megawaty.[]
Penulis : PJMI