ETNIKOM.NET, CIREBON, – Menyikapi potensi bencana alam yang dapat terjadi di wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon, jajaran Polres Cirebon Kota bersama unsur TNI, pemerintah daerah, dan instansi terkait melakukan apel kesiapsiagaan bencana serta menyiapkan langkah konkret menghadapi kondisi darurat.
Kapolres Cirebon Kota AKBP Eko Iskandar menegaskan seluruh personel Polri akan dilibatkan dalam upaya antisipasi dan penanganan bencana. Pihaknya juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk memastikan kesiapan bersama.
“Seluruh anggota kita libatkan dalam antisipasi kesiapsiagaan bencana. Kami bersinergi dengan pemerintah kota, Pak Dandim, Danlanal, serta instansi terkait seperti BPBD, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial. Semua bekerja sama dalam langkah-langkah menghadapi potensi bencana alam di Cirebon,” ungkap AKBP Eko Iskandar.
Ia menambahkan, ke depan akan dibentuk posko-posko darurat di wilayah rawan bencana, serta dilakukan rapat koordinasi teknis untuk pemetaan wilayah dan penyusunan langkah konkret di lapangan.
“Kita akan mapping wilayah rawan, termasuk langkah konkret saat terjadi bencana. Tahun lalu fokusnya banjir, dan tahun ini kami juga siapkan penanganan pascabencana seperti trauma healing, pendataan, hingga rehabilitasi. Semua dilakukan secara sinergis antara TNI, Polri, BPBD, dan pemerintah daerah,” jelasnya.
Sementara itu, Penjabat Sekretaris Daerah (PJ Sekda) Kota Cirebon, Sumanto, menyampaikan apel kesiapsiagaan ini menjadi bukti kuatnya kolaborasi antara semua unsur, baik pemerintah, aparat, maupun masyarakat.
“Kota Cirebon siap tanggap darurat bencana dengan sinergi yang baik antara TNI, Polri, BPBD, dan seluruh dinas. Setelah apel kesiapsiagaan ini, kita langsung lanjutkan rapat koordinasi agar semua pihak memahami peran dan langkah yang harus dilakukan,” ujar Sumanto.
Ia menambahkan, masa siaga bencana dimulai sejak 1 Oktober hingga Maret 2026, dengan fokus utama pada antisipasi banjir di wilayah-wilayah rawan seperti Kalijaga, Cipto, dan Larangan. Pemerintah juga telah melakukan normalisasi sungai di beberapa titik, termasuk di Cikalong, Sungai Kedung Pane, dan Sungai Kesunean, bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
“Kita terus lakukan normalisasi di segmen-segmen sungai yang rawan meluap. Harapannya sebelum musim La Niña datang, semua sudah siap,” tutur Sumanto.
Selain banjir, Pemkot Cirebon juga mengantisipasi potensi longsor di daerah selatan serta angin puting beliung yang dapat menyebabkan pohon tumbang. Upaya pembersihan ranting dan pohon rawan tumbang pun mulai dilakukan oleh dinas terkait.
Dengan kesiapan lintas sektor ini, diharapkan Kota Cirebon dapat menghadapi musim hujan dan potensi bencana dengan lebih tanggap, terkoordinasi, dan sigap.









