Pesona Budaya Cirebon: Perpaduan Jawa, Sunda, Islam, dan Tionghoa - PT. Etnikom Persada Raya

Pesona Budaya Cirebon: Perpaduan Jawa, Sunda, Islam, dan Tionghoa

- Redaksi

Selasa, 2 September 2025 - 09:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ETNIKOM.NET, JAKARTA — Cirebon bukan hanya terkenal dengan empal gentong dan tahu gejrotnya, tapi juga punya warisan budaya yang kaya. Kota yang terletak di jalur pantura Jawa Barat ini sejak dulu menjadi titik pertemuan berbagai tradisi. Dari Jawa, Sunda, Islam, hingga Tionghoa—semua melebur jadi satu, melahirkan identitas budaya yang unik.

Sejarah budaya Cirebon tak bisa dipisahkan dari Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo. Beliau mendirikan Kesultanan Cirebon pada abad ke-15 dan menjadikan kota ini pusat penyebaran Islam. Dakwahnya bukan hanya lewat pengajian, tapi juga melalui seni, tradisi, dan kehidupan sehari-hari. Karena itu, budaya Cirebon selalu punya sentuhan religius.

Kalau bicara Cirebon, pasti teringat batik mega mendung. Motif awan biru ini sudah jadi ikon dunia, sering dipakai desainer hingga pejabat. Filosofinya mendalam: melambangkan kesabaran, keteduhan, dan luasnya hati. Selain mega mendung, ada juga motif batik khas lain seperti paksinaga liman yang penuh cerita simbolik.

Baca Juga :  Remaja 17 Tahun Jadi Korban Pelecehan Seksual di Cirebon, Pelaku Diamankan Usai Dihakimi Warga

Salah satu seni paling populer dari Cirebon adalah tari topeng. Penarinya menggunakan topeng berwarna-warni dengan karakter berbeda. Ada Topeng Panji yang lembut, Topeng Rumyang yang penuh makna spiritual, dan Topeng Kelana yang melambangkan sifat angkara murka. Menonton tarian ini seperti membaca kisah kehidupan manusia.

Setiap bulan Maulid Nabi, Cirebon ramai dengan tradisi Muludan. Puncaknya adalah acara Panjang Jimat di keraton, berupa arak-arakan pusaka dan doa bersama. Ribuan orang datang, bukan hanya warga lokal, tapi juga peziarah dari luar kota. Tradisi ini memperlihatkan bagaimana budaya dan agama berpadu dalam satu perayaan.

Baca Juga :  KAI Daop 3 Cirebon Ajak Masyarakat Jaga Fasilitas Transportasi Publik Utamakan Keselamatan dan Keamanan Perjalanan Kereta Api

Budaya Cirebon juga terasa di dapurnya. Ada empal gentong dengan kuah gurih khas, nasi jamblang yang disajikan dengan daun jati, dan tahu gejrot yang segar dengan bumbu pedas-manis. Setiap hidangan menyimpan cerita tentang percampuran budaya pesisir yang terbuka pada berbagai pengaruh.

Hingga kini, budaya Cirebon masih hidup dan terus berkembang. Batik tetap diproduksi, tari topeng masih dipentaskan, dan tradisi keraton selalu menarik wisatawan. Cirebon bukan hanya kota transit di jalur pantura, tapi juga destinasi budaya yang layak dijelajahi.[]

Penulis : Gofur

Berita Terkait

Jejak Nama Jalan Bangka di Pela Mampang*
PBFI Kota Cirebon Siap Cetak Atlet Unggul Lewat Walikota Cup 2025
Laskar Agung Macan Ali Gaungkan Persatuan dan Toleransi di Milad ke-9 di Kota Cirebon
KAI Daop 3 Cirebon Dukung Program West Java Traincation untuk Gairahkan Wisata Rel
Sat Narkoba Polres Cirebon Kota Bekuk Pengedar Sabu 39,5 Gram di Pekalipan
Sat Resnarkoba Polres Cirebon Kota Bekuk Dua Pengedar Tembakau Sintetis di Kertawinangun
Kuasa Hukum Kedua Pihak Saling Tanggapi Pemasangan Plang di Lokasi Sengketa Tanah
Empat Tahanan Kabur dari Pengadilan Negeri Kota Cirebon, Tiga Berhasil Ditangkap Kembali
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 26 Oktober 2025 - 15:25 WIB

Jejak Nama Jalan Bangka di Pela Mampang*

Minggu, 26 Oktober 2025 - 14:41 WIB

PBFI Kota Cirebon Siap Cetak Atlet Unggul Lewat Walikota Cup 2025

Minggu, 26 Oktober 2025 - 14:34 WIB

Laskar Agung Macan Ali Gaungkan Persatuan dan Toleransi di Milad ke-9 di Kota Cirebon

Jumat, 24 Oktober 2025 - 18:54 WIB

KAI Daop 3 Cirebon Dukung Program West Java Traincation untuk Gairahkan Wisata Rel

Jumat, 24 Oktober 2025 - 17:41 WIB

Sat Narkoba Polres Cirebon Kota Bekuk Pengedar Sabu 39,5 Gram di Pekalipan

Berita Terbaru

Budaya

Jejak Nama Jalan Bangka di Pela Mampang*

Minggu, 26 Okt 2025 - 15:25 WIB