ETNIKOM.NET, JAKARTA — Dua belas aktivis kemanusiaan yang tergabung dalam kampanye Freedom Flotilla mulai berlayar pada 1 Juni 2025 dari Catania, Italia melintasi Laut Tengah Mediterania menuju Gaza. Mereka menumpang sebuah kapal kecil yang diberi nama Madleen.
Selama pelayaran, mereka kerap
diganggu oleh drone Zionis Israel. Sembilan hari setelah pelayaran, dini hari ini, Senin 9 Juni 2025 waktu Gaza, Madleen tiba di perairan Jalur Gaza.
Mereka dicegat oleh tentara Zionis Israel dan diancam akan dieksekusi jika memaksa masuk ke Gaza. Zionis lalu menangkap dan menculik seluruh aktivis di atas Madleen.
Oleh karena itu, Aqsa Working Group menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut:
1. Aqsa Working Group menegaskan sikap terkait pembajakan Armada Kemanusiaan Madleen oleh Zionis Israel di luar wilayah perairan mereka. Pembajakan ini bukan hanya merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional, tetapi juga tindakan ilegal yang mencederai
prinsip-prinsip kemanusiaan dan hak asasi manusia.
2. Mengutuk sekerasnya Zionis Israel yang melakukan operasi serangan dan penangkapan 12 aktivis Madleen Freedom Flotilla dini hari ini (9/6) waktu Gaza. Padahal Madleen sedang
berusaha mengirimkan logistik bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza yang amat memerlukan. Serangan dan penangkapan itu adalah bagian dari kejahatan yang harus dituntut
pertanggung jawabannya.
3. Pembajakan dan penangkapan aktivis itu membuktikan bahwa entitas Zionis Israel adalah benar-benar musuh kemanusiaan yang harus segera dimusnahkan. Karena Madleen adalah
kampanye darurat kemanusiaan bukan politik dan tidak boleh direspon secara militeristik.
Selain membawa bantuan logistik untuk warga Gaza yang kelaparan, Madleen Freedom Flotilla juga ‘membawa’ suara kemanusiaan global yang menolak bungkam atas kedzaliman genosida
Zionis Israel.
4. Aqsa Working Group mendukung sepenuhnya aksi Freedom Flotilla di kapal Madleen yang berusaha masuk Gaza menerobos blokade Zionis Israel demi mengirimkan logistik bantuan
kemanusiaan yang amat diperlukan warga Gaza.
Aksi ini adalah bagian dari upaya luar biasa yang perlu dilakukan oleh masyarakat sipil dari berbagai latar belakang dan belahan dunia.
Karena itu, Aqsa Working Group menyerukan agar aksi ini dapat dilakukan dengan skala yang
lebih besar lagi, melibatkan lebih banyak aktivis dari seluruh dunia.
5. Madleen Freedom Flotilla mengajarkan bagaimana cara membela Gaza dengan sesungguhnya. Terutama kepada pemimpin dunia yang sampai hari ini, hampir 2 tahun genosida dan lebih dari 77 tahun penjajahan hanya mampu bicara tanpa bisa benar-benar menghentikan dan menghukum kejahatan entitas Zionisme.
Madleen Freedom Flotilla juga
menampar wajah Amerika yang beberapa hari yang lalu kembali mem-veto resolusi gencatan senjata permanen di Dewan Keamanan PBB. Jika amat berat bagi pemimpin dunia untuk melakukan tugas mereka menghentikan kezaliman Zionis Israel, maka biarlah sejarah mencatat bahwa sejatinya mereka juga berperan bahkan terlibat dalam genosida penjajahan itu sendiri.
6. Menyerukan Amnesty International memberikan perlindungan kepada 12 aktivis Madleen Freedom Flotilla agar segera dibebaskan dan mengawal masuknya bantuan logistik ke jalur Gaza.
7. Kepada seluruh bangsa Palestina terutama warga Gaza, Aqsa Working Group menyerukan untuk terus tabah dan sabar menggelorakan perlawanan merebut kemerdekaan Palestina dan
membebaskan Masjid Al Aqsa dari penjajahan Zionis Israel dan Amerika.
Madleen Freedom Flotilla menjadi salah satu bukti bahwa bangsa Palestina tidak sendirian. Entitas Zionis Israel
bukan hanya musuh bangsa Palestina, melainkan musuh umat manusia.
Allahu Akbar, Al Aqsa Haqquna!
Bekasi, 13 Dzulhijjah 1446 H
09 Juni 2025 M
Pengurus Pusat Aqsa Working Group
M. Anshorullah
Ketua Presidium