Kunjungan Wisata ke Keraton Kasepuhan Cirebon Menurun, Kepala Badan Pengelola Minta Evaluasi Kebijakan Larangan Study Tour

- Redaksi

Sabtu, 7 Juni 2025 - 11:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ETNIKOM.NET, CIREBON,- Momen libur Idul Adha yang biasanya menjadi waktu lonjakan kunjungan wisatawan, kali ini tidak sepenuhnya terjadi di Keraton Kasepuhan Cirebon. Di hari kedua libur Idul Adha, pengunjung yang datang memang didominasi oleh keluarga dari luar daerah, namun jumlahnya dinilai belum signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pengelola Keraton Kasepuhan Cirebon, R. Alexandra Wuryaningrat. Ia menyebutkan bahwa mayoritas pengunjung berasal dari Jakarta, Bekasi, hingga Tangerang. Mereka tertarik mengunjungi destinasi wisata sejarah seperti Museum Pusaka, Museum Lotus, dan kawasan Dalem Agung Pakungwati—tiga titik yang menyimpan kekayaan budaya dan sejarah Keraton.

Baca Juga :  Operasi Perdana KMP Jatra II, Gubernur Bobby Nasution Soroti Kutipan ilegal di Pelabuhan Gunungsitoli

“Selain jadi spot foto, pengunjung bisa mendapatkan pengetahuan sejarah, seperti di Museum Pusaka yang menyimpan benda-benda bersejarah berusia ratusan tahun. Di Museum Lotus, pengunjung diajak menjelajahi lorong waktu sejarah melalui film. Sementara Dalem Agung Pakungwati menjadi saksi awal berdirinya Keraton Kasepuhan,” ungkap Alexandra.

Namun, di balik semarak wisata sejarah ini, pihak pengelola mencatat adanya penurunan kunjungan wisatawan secara signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini disebut-sebut dipengaruhi oleh sejumlah kebijakan pemerintah, salah satunya larangan study tour bagi pelajar dari Jawa Barat ke luar daerah.

“Kami amati dari hari ke hari, bulan ke bulan, ada penurunan jumlah kunjungan. Wisata edukasi seperti ini biasanya menjadi tujuan rombongan pelajar dari luar daerah. Sekarang, dengan adanya kebijakan larangan study tour, kunjungan dari pelajar luar Jawa Barat benar-benar tidak terlihat,” jelasnya.

Baca Juga :  Video Kekerasan  Siswi SMPN 17 Viral Polisi Turun Tangan 

Alexandra berharap pemerintah dapat mengevaluasi kebijakan tersebut, karena dampaknya cukup besar bagi sektor pariwisata sejarah dan edukasi, terutama di kawasan Keraton Kasepuhan.

“Harapan kami, kebijakan itu bisa dievaluasi. Wisata sejarah adalah sarana edukatif yang penting, khususnya bagi pelajar. Jangan sampai mereka kehilangan wawasan sejarah bangsa karena pembatasan semacam ini,” pungkasnya.

Berita Terkait

Wali Kota Cirebon, Aktivitas Galian C Argasunya Ilegal, Pemkot Akan Tutup dan Tindak Tegas
Longsor di Galian C Argasunya, Dua Pekerja Tertimbun Bersama Satu Unit Dump Truk
Jelang Munas 2026: DPP SWI Gelar Rapat Pleno Pengurus
Tipu Gelap Arisan Online, Seorang Wanita di Cirebon Ditangkap Polisi
Polres Cirebon Kota Bongkar Dua Lokasi Pengoplosan Gas Subsidi, Negara Rugi Hingga Rp2,5 Miliar
Polres Cirebon Kota Klarifikasi Video Viral Sirine Polisi di Tengah Kemacetan
Tenang Barang Hilang Bisa Kembali Lewat Layanan Lost and Found KAI Daop 3
Akses Gizi Masyarakat Terbatas, Program Makan Bergizi Gratis jadi Solusi!
Berita ini 71 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 18 Juni 2025 - 13:17 WIB

Wali Kota Cirebon, Aktivitas Galian C Argasunya Ilegal, Pemkot Akan Tutup dan Tindak Tegas

Rabu, 18 Juni 2025 - 13:02 WIB

Longsor di Galian C Argasunya, Dua Pekerja Tertimbun Bersama Satu Unit Dump Truk

Rabu, 18 Juni 2025 - 03:48 WIB

Jelang Munas 2026: DPP SWI Gelar Rapat Pleno Pengurus

Selasa, 17 Juni 2025 - 13:32 WIB

Tipu Gelap Arisan Online, Seorang Wanita di Cirebon Ditangkap Polisi

Selasa, 17 Juni 2025 - 13:08 WIB

Polres Cirebon Kota Bongkar Dua Lokasi Pengoplosan Gas Subsidi, Negara Rugi Hingga Rp2,5 Miliar

Berita Terbaru

Daerah

Jelang Munas 2026: DPP SWI Gelar Rapat Pleno Pengurus

Rabu, 18 Jun 2025 - 03:48 WIB