ETNIKOM.NET, CIREBON – Menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Keraton Kasepuhan Cirebon menggelar tradisi siraman panjang dan buka bekasem (ikan yang diasinkan/ diasamkan), Sabtu (30/8/2025).
Prosesi siraman panjang menjadi rangkaian awal dari peringatan Maulid Nabi di Keraton Kasepuhan. Dalam ritual ini, sejumlah pusaka peninggalan Wali Songo dibersihkan, di antaranya tujuh piring wali, piring pengiring, dua guci, dan dua gelas. Piring pusaka tersebut bermotif kaligrafi berlafaz Allah.
Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, PR Goemelar Soeryadiningrat, menjelaskan bahwa tradisi tersebut merupakan simbol penyucian diri sebelum memasuki peringatan Maulid.
“Piring-piring peninggalan Wali Songo kita cuci, yang nantinya akan dikeluarkan pada acara Panjang Jimat. Makna dari siraman ini, setiap orang yang hendak beribadah harus lebih dulu bersuci,” ujarnya.
Selama prosesi pencucian, abdi dalem dan keluarga keraton melantunkan salawat nabi. Setelah ritual selesai, masyarakat yang hadir langsung berebut air bekas siraman pusaka tersebut.
Banyak warga percaya air siraman memiliki keberkahan. Salah satunya, Yadi, warga asal Cirebon Timur, yang rela datang bersama keluarga setiap tahun untuk membawa pulang air tersebut.
“Airnya bisa dipakai bersih-bersih rumah, bahkan untuk mandi. Kami selalu hadir karena ini tradisi yang penuh berkah,” ungkapnya.









