ETNIKOM.NET, CIREBON — PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 3 Cirebon terus memperkuat komitmennya dalam menjaga keselamatan operasional perjalanan kereta api dengan melaksanakan program sertifikasi bagi seluruh petugas operasional. Program ini memastikan bahwa setiap personel telah memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan pemerintah.
Manager Humas Daop 3 Cirebon, Muhibbuddin, menyatakan bahwa sertifikasi tersebut merupakan pengakuan resmi atas kecakapan petugas, baik Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) maupun Non ASP, yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.
“Keselamatan adalah prioritas utama KAI. Sertifikasi ini merupakan bukti nyata bahwa kami berkomitmen untuk menjamin seluruh perjalanan kereta berlangsung dengan aman dan selamat,” ujar Muhibbuddin.
Petugas yang disertifikasi mencakup beragam posisi krusial seperti Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA), masinis, kondektur, teknisi, penjaga perlintasan, juru langsir, hingga petugas prasarana lainnya.
Hingga saat ini, sebanyak 970 petugas operasional di Daop 3 telah mengantongi sertifikat kompetensi. Pada tahun 2025, dari total 234 petugas yang direncanakan mengikuti sertifikasi, 107 di antaranya telah selesai menjalani proses tersebut. Sisanya, sebanyak 127 petugas sedang dalam tahap pengajuan sertifikasi melalui DJKA.
Ketentuan terkait sertifikasi ini diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2012 tentang Sertifikasi dan Pengujian Kompetensi di Bidang Perkeretaapian. Regulasi ini mengharuskan setiap individu di sektor perkeretaapian memiliki bukti kompetensi yang diakui secara resmi.
Langkah KAI ini tidak hanya memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap transportasi kereta api, namun juga menegaskan bahwa keselamatan bukan hanya formalitas prosedural, melainkan bagian dari budaya kerja yang melekat.
Asesmen Kepribadian Masinis: Dukung Kinerja dan Keselamatan
Selain program sertifikasi, KAI Daop 3 Cirebon juga rutin melakukan asesmen kepribadian serta pemetaan kompetensi bagi para masinis. Hal ini dilakukan untuk menjaga standar kerja sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan penumpang.
“Asesmen ini penting untuk memahami karakteristik psikologis dan kepribadian masinis, yang pada akhirnya mendukung peningkatan kompetensi sumber daya manusia,” jelas Muhib.
Informasi yang diperoleh dari asesmen ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan terkait penugasan dinas bagi masinis, sekaligus menjadi langkah preventif dalam menjaga keselamatan operasional kereta.
Dengan pendekatan ini, KAI terus menunjukkan keseriusannya dalam membangun sistem transportasi massal yang aman, nyaman, dan andal di seluruh Indonesia.
Penulis : JUMS