ETNIKOM.NET, CIREBON,- Peringatan Hari Jadi Kota Cirebon ke-598 tahun ini akan digelar meriah dengan berbagai kegiatan budaya, olahraga, hingga aksi sosial. Namun, Ketua Panitia HJC 598, Iing Daiman, menegaskan bahwa esensi utama dari perayaan ini bukan sekadar seremonial, melainkan menjadi momen refleksi bersama seluruh warga kota. Kamis ( 12/6/25).
“Hari Jadi Cirebon ini bukan hanya soal pesta. Ini waktu yang tepat untuk evaluasi—apa yang sudah kita capai, apa yang masih perlu dibenahi, dan apa yang harus kita tingkatkan. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Keterlibatan masyarakat adalah kunci,” ungkap Iing
🔹Angkat Kearifan Lokal, Gaungkan Semangat Kolaborasi
Rangkaian kegiatan HJC 598 mengangkat beragam potensi lokal yang dikemas dengan konsep kreatif. Salah satunya adalah Cirebon Heritage Run yang akan melibatkan 2.000 peserta, dipadukan dengan Festival Nasi Jamblang di Jalan Siliwangi.
“Semua tahu nasi jamblang itu khas Cirebon, tapi kami ingin mengangkatnya dengan konsep yang lebih meriah dan partisipatif. Yang tidak ikut lari pun tetap bisa merasakan euforia melalui festival kuliner ini,” tambah Iing.
🔹 Panahan Tradisional hingga Promo Hotel Rp598
Tak hanya itu, HJC 598 juga menghadirkan:
Festival Jemparingan Tradisional tingkat Jawa, yang akan diramaikan oleh atlet panahan tradisional lengkap dengan busana adat seperti blangkon dan beskap.
Pemecahan rekor donor darah selama 10 jam nonstop, bekerja sama dengan PMI Jabar dan PMI Cirebon.
Tebar 59.800 bibit ikan sebagai simbol usia Cirebon, sekaligus ajakan menjaga lingkungan.
Promo kamar hotel Rp598 pada 27 Juni, bekerja sama dengan asosiasi hotel dan PHRI.
Deklarasi anti pinjaman online ilegal, melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan.
🔹 Prosesi Agung & Ziarah Budaya
Salah satu highlight lain adalah Prosesi Agung, yang akan berlangsung dari kawasan Kejaksan menuju Gedung DPRD Kota Cirebon. Prosesi ini akan melibatkan para seniman dan budayawan sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan warisan budaya lokal. Rangkaian hari besar ini juga akan diawali dengan Salat Asar berjamaah di Masjid Cipta Rasa, lalu dilanjutkan ziarah budaya menggunakan kendaraan tradisional.
“Hari Jadi ini adalah milik bersama. Bukan ajang hura-hura, tapi wujud rasa syukur dan kebersamaan. Kalau ada yang perlu diperbaiki, mari kita perbaiki sama-sama. Yang bagus kita jaga, dan yang belum optimal kita tingkatkan bersama-sama,” tutup Iing.
Penulis : JUMS