Greenpress Indonesia Serukan Reformasi Tata Kelola Sawit Pasca Skandal Korupsi CPO

- Redaksi

Kamis, 17 April 2025 - 09:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

ETNIKOM.NET, JAKARTA — Skandal korupsi dalam perkara ekspor minyak sawit mentah (CPO) yang melibatkan tiga perusahaan raksasa—Wilmar Group, Musim Mas Group, dan Permata Hijau Group telah mengguncang kepercayaan publik terhadap integritas hukum dan tata kelola lingkungan di Indonesia.

Demikian dikatakan Greenpress kepada media, Kamis (17/4/25).

Merespons perkembangan kasus ini, organisasi advokasi lingkungan Greenpress Indonesia menyampaikan keprihatinan mendalam dan mendorong langkah tegas untuk membongkar praktik-praktik kotor dalam industri sawit yang selama ini berlangsung di bawah radar.

“Ini bukan sekadar kasus korupsi biasa. Kita sedang berhadapan dengan persoalan sistemik yang mengancam hutan, keberlanjutan, dan supremasi hukum kita,” ujar Igg Maha Adi, Direktur Eksekutif Greenpress Indonesia.

Menurut Adi, saat ini ruang pengadilan tidak lagi menjadi tempat mencari keadilan, tetapi justru menjadi panggung barter kepentingan, maka kita sedang menghadapi darurat etika dalam demokrasi.

Greenpress menyoroti bahwa dampak dari korupsi di sektor sawit tidak berhenti pada pelanggaran hukum. Ekspansi sawit ilegal dan pengelolaan lahan yang buruk telah menjadi pendorong utama deforestasi, perusakan ekosistem, dan konflik sosial di berbagai wilayah.

Reformasi Tata Kelola Sawit Pasca Skandal Korupsi CPO

Igg Maha Adi menyebut skandal ini sebagai puncak gunung es dari persoalan tata kelola sawit yang sudah lama tidak sehat.

Baca Juga :  Empat Remaja Diamankan Polsek Kapetakan Saat Hendak Tawuran untuk Konten Medsos

Ia menegaskan bahwa sektor kelapa sawit selama ini telah menciptakan kerusakan ekologis masif, mulai dari deforestasi, degradasi lahan gambut, hingga konflik sosial di tingkat akar rumput.

Kini, kata alumnus Program Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (UI) ini, terungkap pula bahwa praktik korupsi ikut melanggengkan ketimpangan dan kerusakan tersebut.

“Ketika tiga perusahaan besar sawit bisa bebas dari jerat hukum melalui dugaan suap ke hakim, itu bukan hanya kegagalan hukum. Itu sinyal bahaya bahwa uang dari sawit bisa membeli sistem keadilan,” kata Igg dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (17/4/2025).

Greenpress mendesak pemerintah, khususnya Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung, untuk transparan dalam menindaklanjuti kasus ini dan menjamin bahwa para pelaku—baik dari kalangan korporasi maupun aparat hukum dihukum secara setimpal.

Mereka juga meminta penguatan mekanisme pengawasan ekspor sawit agar tidak dimanipulasi demi kepentingan elite.

Sekretaris Jenderal Greenpress Indonesia, Marwan Aziz, menambahkan bahwa dampak korupsi di sektor sawit tidak bisa dilihat semata sebagai pelanggaran hukum, melainkan sebagai krisis multidimensi.

“Di balik korupsi ini, ada hutan yang hilang, habitat satwa yang musnah, masyarakat adat yang terpinggirkan, dan krisis iklim yang memburuk. Ini tragedi lingkungan yang ditutup-tutupi oleh kepentingan bisnis dan politik,” ujar Marwan yang saat ini sedang melanjutkan studi Program Pasca Sarjana Manajemen Universitas Nasional (UNAS) Jakarta ini.

Baca Juga :  Pembatalan Mutasi Letjen TNI Kunto Cs Dinilai Berdampak Terhadap Moral Prajurit, ISDS Beri 5 Catatan

Greenpress Indonesia menilai perlu ada audit menyeluruh terhadap perusahaan-perusahaan yang diduga terlibat dalam kasus suap maupun perusakan lingkungan.

Selain itu, lembaga ini mendesak reformasi total sistem perizinan dan pembukaan data rantai pasok sawit secara publik.

“Transparansi adalah kunci. Jika data ekspor, rantai pasok, dan perizinan dibuka secara daring dan real-time, maka ruang gelap bagi korupsi dan manipulasi akan mengecil,” lanjut Marwan.

Audit Nasional Industri Sawit dan Pembentukan Komisi Khusus Antikorupsi

Selain itu lanjut Marwan, kasus ini adalah momentum nasional untuk melakukan pembenahan besar-besaran.

“Greenpress mendesak Presiden Republik Indonesia bersama DPR RI untuk segera menginisiasi audit nasional terhadap industri sawit, sekaligus membentuk Komisi Khusus Antikorupsi Lingkungan yang independen dan berwenang menindak korupsi sumber daya alam,” tegas Marwan.

Langkah ini dinilai penting untuk mengurai jejaring kekuasaan dan bisnis yang selama ini menyandera upaya reformasi tata kelola sumber daya alam. Tanpa reformasi struktural dan keberanian politik, kasus seperti ini akan terus berulang.

Greenpress juga menyerukan kepada masyarakat sipil, media, dan lembaga internasional untuk bersama-sama mengawal jalannya proses hukum dan menuntut akuntabilitas dari seluruh pihak yang terlibat.[]

Penulis : PJMI

Berita Terkait

Polres Cirebon Kota Bongkar Dua Lokasi Pengoplosan Gas Subsidi, Negara Rugi Hingga Rp2,5 Miliar
Akses Gizi Masyarakat Terbatas, Program Makan Bergizi Gratis jadi Solusi!
CEO Danantara, Rosan Roeslani, MBA Hadiri Meet The Leader Universitas Paramadina 
Hadir di Bombana, Tim Sosialisasi Makan Bergizi Gratis Disambut Antusiasme Warga
Wamen Fahri Hamzah: Inovasi Kebijakan Terfokus Lahan Sebagai Solusi Krisis Perumahan 
Inovasi Lapas Kelas IIA Salemba, Berdayakan Warga Binaan dengan Budidaya Ayam Kampung 
Cegah Kecelakaan, Satlantas Polres Cirebon Kota Sosialisasi Bahaya ODOL Ke Supir
Prabowo Cabut 4 Izin Tambang di Raja Ampat, Kemenangan Untuk Alam Papua
Berita ini 5 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 13:08 WIB

Polres Cirebon Kota Bongkar Dua Lokasi Pengoplosan Gas Subsidi, Negara Rugi Hingga Rp2,5 Miliar

Minggu, 15 Juni 2025 - 11:26 WIB

Akses Gizi Masyarakat Terbatas, Program Makan Bergizi Gratis jadi Solusi!

Sabtu, 14 Juni 2025 - 09:08 WIB

CEO Danantara, Rosan Roeslani, MBA Hadiri Meet The Leader Universitas Paramadina 

Sabtu, 14 Juni 2025 - 00:50 WIB

Hadir di Bombana, Tim Sosialisasi Makan Bergizi Gratis Disambut Antusiasme Warga

Jumat, 13 Juni 2025 - 10:00 WIB

Wamen Fahri Hamzah: Inovasi Kebijakan Terfokus Lahan Sebagai Solusi Krisis Perumahan 

Berita Terbaru

Daerah

Jelang Munas 2026: DPP SWI Gelar Rapat Pleno Pengurus

Rabu, 18 Jun 2025 - 03:48 WIB