ETNIKOM.NET, JAKARTA — Dalam rangka memperingati World Vitiligo Day, C Derma Clinic menggandeng Komunitas Vitiligo Indonesia menggelar acara bertajuk “Cerita dari Kulitku” di C Derma, Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan (28/6/25).
Lebih dari sekadar pertemuan komunitas, kegiatan ini menjadi ruang berbagi kisah dan harapan, sekaligus memperkenalkan teknologi fototerapi terbaru bagi penyintas vitiligo.
Dengan suasana akrab dan penuh empati, acara ini dirancang sebagai wadah inklusif yang tak hanya menyoroti sisi medis, tapi juga sisi psikologis yang kerap terabaikan dalam penanganan penyakit kulit autoimun seperti vitiligo.
Salah satu momen penting dalam acara ini adalah peluncuran teknologi Exciplex Clarteis — alat fototerapi sinar excimer 308 nm asal Prancis yang ditujukan untuk mengatasi berbagai kondisi kulit seperti vitiligo, psoriasis, dan alopecia areata. Desainnya yang ringkas dan ringan, serta durasi terapi yang lebih singkat, menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi pasien yang mendambakan terapi yang nyaman dan efisien.
Dalam sesi talkshow, hadir sejumlah tokoh dari dunia medis dan industri teknologi estetika. Marisa Theresia, Head of Aesthetics idsMED Aesthetics menyampaikan,
“Kami ingin menjangkau lebih banyak penyintas dengan pendekatan berbasis edukasi dan inovasi. Teknologi ini dihadirkan untuk menjawab kebutuhan riil para pasien.”
Andy Rahardja, Vice President of idsMED Aesthetics menambahkan,
“Kolaborasi kami dengan C Derma memperlihatkan keseriusan menghadirkan solusi medis yang modern. Exciplex Clarteis adalah langkah nyata menuju perawatan kulit yang lebih presisi.”
Tak kalah menginspirasi, dr. Salma Kyana, M.Res, yang juga seorang penyintas vitiligo, berbagi pengalaman pribadinya:
“Bagi saya, kulit bukan sekadar penampilan, tapi cerita kehidupan. Dengan acara seperti ini, kita saling menguatkan bahwa warna kulit tak pernah mengurangi nilai diri.”
Dari sisi medis, dr. Made Sanitca Indah, Sp.DVE, dermatolog di C Derma Clinic, menegaskan pentingnya kampanye edukatif semacam ini.
“Lewat ‘Cerita dari Kulitku’, kami ingin memperkenalkan terapi yang aman, berbasis bukti ilmiah, dan tentunya mengedepankan empati terhadap pasien.”
Sebagai penutup, acara dilengkapi dengan sesi foto polaroid, demo produk, dan interaksi hangat antara peserta, tenaga medis, serta komunitas. Sekitar 25 orang hadir, terdiri dari pasien, pegiat komunitas, hingga masyarakat umum yang peduli terhadap isu vitiligo.[]
Penulis : WHS
