Bupati Jayawijaya Tutup FBLB ke-33: “Dari Tanah Jayawijaya untuk Dunia” - PT. Etnikom Persada Raya

Bupati Jayawijaya Tutup FBLB ke-33: “Dari Tanah Jayawijaya untuk Dunia”

- Redaksi

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 23:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ETNIKOM.NET, JAYAWIJAYA — Rangkaian Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) ke-33 resmi ditutup Bupati Jayawijaya, Atenius Murip, di Lapangan Distrik Usilimo, Sabtu (9/8/2025). Ribuan pasang mata, baik dari pelosok nusantara maupun mancanegara, menjadi saksi perayaan budaya yang berlangsung sejak 7 Agustus itu.

FBLB tahun ini kembali menjadi ruang perjumpaan yang indah antara masyarakat adat dan para tamu yang datang dari berbagai penjuru dunia. Selama tiga hari, udara sejuk Lembah Baliem dipenuhi derap tarian perang, lantunan musik tradisional, hingga aroma kayu dan anyaman noken yang dibuat penuh cinta oleh tangan-tangan terampil.

Baca Juga :  Wujudkan Kemakmuran Masyarakat Papua Barat Melalui Program MBG

“Awalnya kita rencanakan penutupan jam 12 siang, tapi karena antusiasme masyarakat dan wisatawan yang begitu luar biasa, acara baru berakhir jam 2 siang,” ujar Atenius dengan senyum bangga.

Ia tak lupa mengucap syukur karena sepanjang acara, cuaca cerah dan suasana kondusif. “Tuhan memberkati dan meridai festival ini. Dari hari pertama sampai ketiga, kita melihat semangat yang tinggi untuk merayakan budaya kita. Tema Tanahku Budayaku, Dari Tanah Jayawijaya untuk Dunia benar-benar hidup di hati kita,” tuturnya.

Baca Juga :  Jejak Nama Jalan Bangka di Pela Mampang*

Festival Budaya Lembah Baliem bukan sekadar tontonan. Ia adalah warisan yang terus dijaga oleh masyarakat Hubula, Lani, Yali, Ngalik, Nduga, Walak, dan suku-suku lain. Dari bahasa daerah, kisah leluhur, tarian adat, ukiran kayu, koteka, hingga atraksi perang suku tiruan, semuanya menjadi jendela yang membuka dunia pada kekayaan Papua.

Sejak pertama kali digelar pada 1989, FBLB menjadi magnet yang mengundang decak kagum, sekaligus pesan bahwa di Tanah Jayawijaya, budaya adalah napas kehidupan.[]

Penulis : Heru

Editor : Gofur

Berita Terkait

Jejak Nama Jalan Bangka di Pela Mampang*
Laskar Agung Macan Ali Gaungkan Persatuan dan Toleransi di Milad ke-9 di Kota Cirebon
Tradisi Pernikahan Masyarakat Betawi: Harmoni Antara Adat, Islam, dan Keceriaan
Budaya Brunei Darussalam: Harmoni Islam dan Tradisi Melayu
Aksara Batak Mendunia: Semangat Generasi Muda Melestarikan Warisan Leluhur Lewat Parsiajaran Marsurat Batak
Colours of Cultures Festival (CoCF) 2025: Melodi Nusantara
Disbudpar Kota Cirebon Fasilitasi Dialog Nama Stasiun , Identitas Lokal Harus Dijaga
Kearifan Lokal Suku Baduy: Menjaga Tradisi di Tengah Modernisasi
Berita ini 11 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 26 Oktober 2025 - 15:25 WIB

Jejak Nama Jalan Bangka di Pela Mampang*

Minggu, 26 Oktober 2025 - 14:34 WIB

Laskar Agung Macan Ali Gaungkan Persatuan dan Toleransi di Milad ke-9 di Kota Cirebon

Selasa, 14 Oktober 2025 - 08:06 WIB

Tradisi Pernikahan Masyarakat Betawi: Harmoni Antara Adat, Islam, dan Keceriaan

Selasa, 7 Oktober 2025 - 17:31 WIB

Budaya Brunei Darussalam: Harmoni Islam dan Tradisi Melayu

Senin, 6 Oktober 2025 - 06:57 WIB

Aksara Batak Mendunia: Semangat Generasi Muda Melestarikan Warisan Leluhur Lewat Parsiajaran Marsurat Batak

Berita Terbaru

Budaya

Jejak Nama Jalan Bangka di Pela Mampang*

Minggu, 26 Okt 2025 - 15:25 WIB