ETNIKOM.NET, JAKARTA — Banten bukan hanya dikenal sebagai daerah bersejarah dengan jejak Kesultanan yang kuat, tetapi juga kaya akan budaya dan tradisi yang hingga kini masih hidup di tengah masyarakatnya. Sebagai wilayah yang menjadi pintu gerbang barat Pulau Jawa, Banten mewarisi perpaduan kebudayaan lokal, Islam, hingga pengaruh luar yang membentuk identitas khas masyarakatnya.
Seni Tradisi
Salah satu kesenian yang paling populer adalah Debus, seni bela diri tradisional yang sarat nilai spiritual. Pertunjukan Debus menampilkan atraksi kekebalan tubuh seperti menusuk diri dengan senjata tajam atau berjalan di atas bara api. Seni ini awalnya berkembang sebagai media dakwah sekaligus sarana membangun semangat juang rakyat Banten.
Selain Debus, terdapat pula Pencak Silat, Rudat (seni tari Islami), serta Rampak Bedug yang sering ditampilkan dalam perayaan keagamaan maupun acara budaya.
Adat dan Tradisi
Tradisi masyarakat Banten banyak dipengaruhi oleh Islam. Salah satunya adalah Ngariung atau kumpul keluarga besar, yang dilakukan dalam acara syukuran, pernikahan, atau ritual adat. Selain itu, ada pula tradisi Sebar Apem di Serang sebagai simbol berbagi rezeki.
Upacara Seren Taun di Baduy menjadi contoh lain yang memperlihatkan bagaimana masyarakat adat menjaga hubungan harmonis dengan alam. Masyarakat Baduy, baik Dalam maupun Luar, masih memegang teguh adat dan menolak modernisasi berlebihan, sehingga menjadi cerminan kearifan lokal Banten.
Bahasa dan Sastra
Bahasa daerah Banten memiliki kekhasan tersendiri dibanding bahasa Sunda di Jawa Barat. Dialek Sunda Banten terdengar lebih lugas, sementara di pesisir utara, masyarakat juga banyak menggunakan bahasa Jawa Serang.
Sastra lisan seperti pantun, dongeng rakyat, dan hikayat masih menjadi bagian dari budaya tutur, meskipun perlahan mulai tergeser oleh modernisasi.
Kuliner sebagai Identitas
Budaya Banten juga terekspresi lewat kuliner. Hidangan khas seperti Rabeg (olahan daging kambing bercita rasa rempah), Sate Bandeng, hingga Sayur Besan kerap hadir dalam acara adat maupun jamuan keluarga.
Warisan Sejarah
Kebudayaan Banten tak lepas dari peninggalan Kesultanan Banten. Masjid Agung Banten, Keraton Surosowan, hingga Vihara Avalokitesvara menjadi bukti akulturasi budaya yang berlangsung ratusan tahun lalu.
Menjaga Warisan
Di tengah arus globalisasi, pelestarian budaya Banten menjadi tantangan tersendiri. Namun, komunitas seni, tokoh adat, hingga generasi muda terus berupaya menjaga tradisi agar tetap hidup dan relevan.
Festival budaya Banten yang rutin digelar setiap tahun menjadi wadah penting untuk memperkenalkan kekayaan budaya daerah ini ke khalayak luas.[]
Penulis : Gofur









