Refleksi Hari Buruh, Prof. Didik J Rachbini: Tidak ada Pembangunan yang Sukses Tanpa Buruh yang Sejahtera

- Redaksi

Kamis, 1 Mei 2025 - 16:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ETNIKOM.NET, JAKARTA – Kehidupan, perbuatan, kegiatan manusia pada dasarnya berpegang pada prinsip universal keseimbangan. Dalam prinsip universal keseimbangan ini, maka makna refleksi hari buruh ini harus berpegang  pada keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan.

Demikian dikatakan Prof Didik J Rachbini, PhD, ekonom INDEF dan juga Rektor Universitas Paramadina melalui rilis yang disampaikan ke Redaksi Etnikom.net, Kamis (1/4/25).

Didik menambahkan, melawan prinsip keseimbangan ini akan merusak tatanan sistem ekonomi, produksi dan manajemen korporasi. Dunia usaha perlu mendapat hasil yang produktif dari para pekerjanya agar perusahaan berjalan berkesinambungan.

Sebaliknya, kesejahteraan buruh pekerja adalah nilai dasar, yang harus diwujudkan.  Kesejahteraan adalah tujuan utama umat manusia, tetapi itu tidak dapat dicapai tanpa bekerja produktif.

Hari Buruh menurut Didik bukan sekadar peringatan tahunan, tetapi momentum untuk merefleksikan kembali hubungan antara dunia kerja dan kesejahteraan pekerja.  Hubungan tersebut prinsipnya adalah keseimbangan. Buruh bukan sekadar roda penggerak ekonomi, melainkan subjek utama pembangunan.

Oleh karena itu, tambahnya, Hari Buruh harus menjadi ajang meneguhkan komitmen untuk menciptakan ekosistem kerja yang produktif sekaligus manusiawi. Di tengah persaingan global yang ketat, produktivitas menjadi kunci keberhasilan perusahaan.

Baca Juga :  Akses Gizi Masyarakat Terbatas, Program Makan Bergizi Gratis jadi Solusi!

“Namun, produktivitas tidak boleh hanya dilihat dari sisi output semata. Ia harus lahir dari proses kerja yang sehat, adil, dan memanusiakan pekerja.” Tegas Didik.

Didik menambahkan, pekerja yang sehat secara fisik dan mental, yang dihargai kontribusinya, akan memiliki semangat dan motivasi lebih besar dalam meningkatkan performa kerja. Karena itu, buruh harus mendapat perlindungan dan kepastian akan Hak Dasarnya.

“Masih banyak pekerja yang belum menikmati hak-haknya secara penuh, upah layak, perlindungan hukum, dan kepastian kerja. Negara dan perusahaan harus menjadikan perlindungan buruh sebagai fondasi keberlanjutan ekonomi. Perlindungan bukan beban, tetapi investasi jangka panjang yang menciptakan stabilitas dan loyalitas di tempat kerja.” Ujar Didik.

Negara tambah Didik, sudah memulai membangun sistem  asuransi kesehatan dan ketenagakerjaan, yang sudah berjalan cukup baik pada tingkat nasional, meskipun masih ada kelemahan.

Baca Juga :  Komaruddin Hidayat jadi Ketua Dewan Pers 2025–2028

Selain itu, tambah Didik, dalam dunia yang penuh ketidakpastian—baik karena krisis ekonomi maupun disrupsi teknologi—keberadaan sistem jaminan sosial yang inklusif menjadi sangat penting. Ini bukan hanya soal perlindungan, tetapi juga soal keadilan dan solidaritas sosial.

“Pada tingkat perusahaan perlu dibangun lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Tempat kerja yang bebas dari kekerasan, diskriminasi, dan tekanan psikologis merupakan syarat mutlak untuk mendukung produktivitas.” Ucap Didik.

Ruang kerja yang sehat secara fisik dan mental menurutnya, akan mendorong lahirnya inovasi, loyalitas, dan kerjasama tim yang kuat. Budaya kerja yang menghargai keberagaman, inklusif, dan berlandaskan nilai kemanusiaan adalah kunci menciptakan suasana kerja yang positif.

Tidak ada pembangunan ekonomi yang sukses tanpa buruh yang sejahtera, produktif dan inovatif. Karena itu, mensejahterakan buruh dan menjadikan produktif merupakan landasan pembangunan ekonomi.

“Jika buruh sejahtera, maka hampir seluruh rakyat sejahtera. Selamat hari buruh.” Imbuh Didik.[]

Berita Terkait

Polres Cirebon Kota Bongkar Dua Lokasi Pengoplosan Gas Subsidi, Negara Rugi Hingga Rp2,5 Miliar
Akses Gizi Masyarakat Terbatas, Program Makan Bergizi Gratis jadi Solusi!
CEO Danantara, Rosan Roeslani, MBA Hadiri Meet The Leader Universitas Paramadina 
Hadir di Bombana, Tim Sosialisasi Makan Bergizi Gratis Disambut Antusiasme Warga
Wamen Fahri Hamzah: Inovasi Kebijakan Terfokus Lahan Sebagai Solusi Krisis Perumahan 
Inovasi Lapas Kelas IIA Salemba, Berdayakan Warga Binaan dengan Budidaya Ayam Kampung 
Cegah Kecelakaan, Satlantas Polres Cirebon Kota Sosialisasi Bahaya ODOL Ke Supir
Prabowo Cabut 4 Izin Tambang di Raja Ampat, Kemenangan Untuk Alam Papua
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 13:08 WIB

Polres Cirebon Kota Bongkar Dua Lokasi Pengoplosan Gas Subsidi, Negara Rugi Hingga Rp2,5 Miliar

Minggu, 15 Juni 2025 - 11:26 WIB

Akses Gizi Masyarakat Terbatas, Program Makan Bergizi Gratis jadi Solusi!

Sabtu, 14 Juni 2025 - 09:08 WIB

CEO Danantara, Rosan Roeslani, MBA Hadiri Meet The Leader Universitas Paramadina 

Sabtu, 14 Juni 2025 - 00:50 WIB

Hadir di Bombana, Tim Sosialisasi Makan Bergizi Gratis Disambut Antusiasme Warga

Jumat, 13 Juni 2025 - 10:00 WIB

Wamen Fahri Hamzah: Inovasi Kebijakan Terfokus Lahan Sebagai Solusi Krisis Perumahan 

Berita Terbaru

Daerah

Jelang Munas 2026: DPP SWI Gelar Rapat Pleno Pengurus

Rabu, 18 Jun 2025 - 03:48 WIB