ETNIKOM.NET, JAKARTA — Di tengah padatnya gedung dan jalanan beton Ibu Kota, ada kenangan yang perlahan memudar: wangi tanah basah dan rimbun pepohonan yang dulu menghiasi kampung-kampung Betawi. Di antara kenangan itu, terselip nama-nama buah yang kini nyaris hilang dari pandangan — cereme, gerendang, dan jamblang.
Cereme: Si Asam Penambah Daya Tahan Tubuh
Buah mungil berwarna hijau kekuningan ini bernama latin Phyllanthus acidus. Rasanya asam menyegarkan, sering dijadikan asinan dan manisan Betawi. Di balik rasanya yang menggigit, cereme kaya vitamin C dan antioksidan, bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta menurunkan kolesterol.
Daun dan kulit batangnya bahkan digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menurunkan tekanan darah. “Cereme itu obat alami dari alam Betawi,” ujar KH. Salman Yahya, pemerhati budaya Betawi di Pela Mampang.
Gerendang: Kedondong Hutan yang Menyegarkan
Gerendang — atau dikenal juga sebagai kedondong hutan (Spondias pinnata) — tumbuh liar di kebun dan tepi jalan kampung. Daging buahnya agak berserat dengan rasa asam-manis segar. Dulu, buah ini sering dijadikan rujak gerendang bersama cabai dan garam, camilan khas anak kampung Betawi.
Buah ini mengandung vitamin A dan C, berkhasiat untuk menjaga kesehatan mata dan kulit, serta melancarkan pencernaan. Daun dan kulit batangnya pun digunakan sebagai obat sariawan dan batuk.
Jamblang: Si Hitam Manis Penjaga Gula Darah
Nama latinnya Syzygium cumini, orang Betawi mengenalnya sebagai duwet atau jamblang. Warna ungunya pekat, rasanya manis-sepat, dan meninggalkan noda di lidah — tapi itulah yang membuatnya istimewa.
Penelitian menunjukkan jamblang memiliki kandungan antidiabetes alami, mampu mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, kandungan flavonoid dan antosianin di dalamnya berfungsi sebagai antioksidan alami untuk menangkal radikal bebas.
Warisan Rasa dan Identitas Betawi
Selain tiga buah itu, masih ada buah khas lain seperti kecapi, nam-nam, rambai, dan belimbing wuluh yang memperkaya kebun kampung Betawi tempo doeloe. Semua memiliki manfaat kesehatan dan menjadi simbol kesederhanaan hidup masyarakat Betawi.
Kini, di tengah derasnya arus urbanisasi, pelestarian tanaman buah lokal menjadi penting. Upaya menanam kembali pohon-pohon ini di pekarangan dan taman lingkungan dapat menjadi langkah menjaga identitas dan warisan budaya Betawi.[]
Penulis : Gofur









