ETNIKOM.NET, JAKARTA — Banten bukan hanya dikenal dengan sejarah panjang Kesultanan dan pesona wisata alamnya. Provinsi di ujung barat Pulau Jawa ini juga menyimpan kekayaan kuliner yang memikat banyak orang, mulai dari hidangan tradisional hingga jajanan pasar yang masih lestari. Cita rasa khasnya yang berpadu antara gurih, manis, dan pedas membuat kuliner Banten digemari, bahkan melintasi batas daerah asalnya.
Rabeg, Warisan Kesultanan
Salah satu kuliner yang identik dengan Banten adalah rabeg, olahan daging kambing dengan bumbu rempah pekat. Hidangan ini konon berasal dari Timur Tengah dan diperkenalkan pada masa Kesultanan Banten. Kuahnya yang kental berpadu dengan aroma ketumbar, lada, dan jahe membuat rabeg sering disajikan pada acara hajatan atau perayaan hari besar.
Bagi pencinta kuliner yang ingin mencicipi rabeg autentik, ada beberapa warung legendaris di Kota Serang dan sekitarnya:
Rabeg H. Naswi (Magersari) – Jl. Mayor Safei No. 30, Serang. Buka setiap hari pukul 10.00–22.00 WIB. Warung legendaris sejak 1970-an ini terkenal dengan kuah rempahnya yang kaya dan daging empuk bebas prengus.
Rabeg Pak H. Muksin (Kasemen) – Jl. Raya Banten Lama Km. 5, Kasemen. Buka setiap hari pukul 07.00–20.00 WIB. Cocok bagi yang mencari porsi banyak dengan harga ramah di kantong.
Warung Rabeg & Pindang Mang Sam (Cilegon) – Jl. Arga Raya Blok E1 No. 10, Grogol, Cilegon. Buka 09.00–22.00 WIB (tutup Minggu). Kuah rabeg kental dengan pilihan pindang yang tak kalah menggoda.
Warung Nasi Bu Dedi (Unyur, Serang) – Buka pukul 10.00–17.00 WIB (tutup Minggu). Dikenal bersih dengan rasa rabeg yang autentik.
Warung Nasi Teh Ipah & Ara (Cipare, Serang) – Jl. Yusuf Martadilaga No. 54. Buka pukul 09.00–16.00 WIB. Rabeg dengan kuah ala semur manis, ditemani sambal ijo dan acar.
Warung Nasi Hj. Ade (Kebon Jahe, Serang) – Jl. Raya Pandeglang No. 23 Km 1. Buka 24 jam. Pilihan tepat untuk yang lapar tengah malam.
Warung Dahar Rabeg Khas Wong Banten (Unyur, Serang) – Jl. Ayip Usman, Link. Cikepuh. Dekat masjid, tempat bersih, dan harga bersahabat.
Rabeg Sukadana 2 (Kasemen) – Jl. Raya Banten Lama Km. 5. Buka pukul 07.00–20.00 WIB. Satu porsi rabeg plus nasi hangat bisa dinikmati dengan harga sekitar Rp18.000.
Sate Bandeng, Kreativitas Tanpa Duri
Tak kalah populer, sate bandeng menjadi ikon kuliner khas Serang. Keunikan sate ini terletak pada teknik pengolahannya. Daging bandeng dihaluskan, dipisahkan dari durinya, lalu dimasukkan kembali ke dalam kulit ikan sebelum dibakar dengan bumbu khas. Hasilnya adalah sate tanpa duri dengan rasa gurih legit yang cocok dinikmati bersama nasi hangat.
Angeun Lada, Pedas yang Menggugah Selera
Bagi pencinta makanan pedas, angeun lada patut dicoba. Sup khas Banten ini terbuat dari daging sapi atau kerbau dengan kuah berbumbu cabai rawit, bawang, dan rempah pilihan. Rasanya pedas hangat dan biasa disajikan saat Lebaran atau syukuran keluarga.
Jajanan Tradisional yang Tak Lekang Waktu
Selain hidangan utama, masyarakat Banten juga memiliki jajanan tradisional yang digemari banyak orang. Kue jojorong, misalnya, terbuat dari campuran tepung beras, santan, dan gula merah yang dibungkus daun pisang. Teksturnya lembut, legit, dan cocok sebagai teman minum teh. Ada pula opal ketan bintul, jajanan khas Ramadan yang terbuat dari ketan pulen ditaburi serundeng kelapa gurih.
Kekayaan Rasa yang Terus Hidup
Keberagaman kuliner Banten bukan hanya sekadar sajian, melainkan juga cermin dari budaya masyarakatnya. Resep-resep itu diwariskan turun-temurun, tetap dihidangkan dalam keseharian, dan semakin populer karena banyak diperkenalkan melalui festival kuliner maupun media sosial.
Tak heran jika kuliner Banten semakin digemari, bukan hanya oleh warganya, tetapi juga wisatawan yang singgah. Setiap suapan rabeg, sate bandeng, atau jojorong seolah menjadi pengingat bahwa Banten menyimpan kekayaan rasa yang layak dijaga dan dinikmati lintas generasi.[]
Penulis : Gofur









