ETNIKOM.NET, JAKARTA–– Dunia perfilman Indonesia berduka atas kepergian Amir Mirza Gumay, sutradara kenamaan yang telah banyak berkontribusi dalam perkembangan industri sinematografi Tanah Air.
Amir menghembuskan napas terakhir pada 31 Mei 2025 di Jakarta, meninggalkan jejak karya yang sarat dengan pesan moral dan kekayaan budaya lokal.
Lahir pada tahun 1964, Amir dikenal sebagai sosok penuh dedikasi dan inovasi dalam berkarya. Salah satu film terkenalnya adalah “Anak Negeri Megalith” (ANM), yang mengangkat kisah pengorbanan seorang anak dusun Megalith demi masa depan sang adik yang berhasil menjadi tentara.
Film yang diproduksi di Lahat, Sumatera Selatan ini menampilkan aktor ternama seperti Fauzi Baadila dan Elma Theana, serta mendapat apresiasi luas dari penonton dan kritikus.
Selain ANM, Amir juga dikenal lewat film-film lain seperti Dewa Dewi (2023) yang menghadirkan aktor muda Diza Rafengga dan Anneth Delicia, serta film horor budaya Hantu Polong (2024) yang mengangkat cerita mistik dari Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.
Karya terakhirnya adalah film religi Nia Kurnia Sari, yang bercerita tentang gadis pedagang gorengan dari Padang dengan nuansa dakwah yang kuat.
Tidak hanya seorang sutradara, Amir juga aktif membimbing para sineas muda Indonesia sebagai mentor dan guru. Ia berkomitmen memberikan beasiswa kepada 68 pelajar dari seluruh Indonesia yang menonton film ANM, sebagai bentuk dukungan terhadap pendidikan dan pengembangan talenta anak bangsa.
Sepanjang kariernya, Amir menerima berbagai penghargaan di festival film nasional, khususnya di festival film patriotisme, sebagai pengakuan atas karya-karyanya yang sarat dengan nilai-nilai nasionalisme dan religiusitas.
Kepergian Amir Mirza Gumay meninggalkan ruang kosong besar dalam dunia perfilman Indonesia. Namun, warisan karya dan semangatnya akan terus menginspirasi generasi penerus untuk terus berkarya dan berjuang di industri kreatif.
Selamat jalan, Bang Amir. Terima kasih atas dedikasi, karya, dan keteladananmu yang abadi.[]
Penulis : WHS