ETNIKOM.NET, RABAT – Sebagai bagian dari latihan militer African Lion 2025 yang dipimpin Amerika Serikat (AS), Maroko menjadi tuan rumah bagi Brigade Golani Israel.
Unit militer itu bertanggung jawab atas pembantaian paramedis di kota Rafah di selatan Gaza, yang menewaskan 15 paramedis, pekerja PBB, dan personel penyelamat.
Kemunculan tentara Brigade Golani Israel di Maroko telah memicu kemarahan di kalangan aktivis di media sosial. Gambar yang beredar daring menunjukkan para tentara berpose untuk foto bersama di lokasi latihan, sambil memegang bendera Israel dan bendera Brigade Golani.
Latihan gabungan tersebut melibatkan lebih dari 20 negara, termasuk negara-negara Arab. Dalam pernyataan, Gerakan Mujahidin Palestina mengecam tindakan Maroko yang menjamu Brigade Golani, menggambarkan mereka sebagai “Nazi” dan menganggap tindakan tersebut “menunjukkan penurunan berkelanjutan dalam standar moral dan kemanusiaan dalam proses normalisasi yang sedang berlangsung dengan entitas Zionis.”
Awal bulan lalu, PBB melaporkan 15 petugas medis dan pekerja bantuan, termasuk staf Bulan Sabit Merah, ditemukan tewas di kuburan massal di Rafah, Gaza selatan, beberapa di antaranya diborgol dan ditembak, masih mengenakan seragam dan sarung tangan.
Kendaraan dan ambulans mereka ditemukan hancur dan terkubur dalam upaya menutupi kejahatan tentara pendudukan. Israel telah membunuh lebih dari 53.400 warga Palestina di Gaza. Sebagian korban adalah wanita dan anak-anak.
Amerika Serikat menjadi pemasok senjata utama yang digunakan untuk membunuh warga sipil di Gaza. Negara-negara Arab tidak berani menerapkan sanksi terhadap Israel dan AS.[]
Sumber Berita: Source